Selasa, 28 September 2010

kota wonosobo


 DESKRIPSI

Ini kota wonosobo lo.Ini adalah kotaku.Kota wonosobo ini terkenal dengan kota wonosobo ASRI  (Aman, Sehat, Rapi, Indah)..Udara di wnosobo juga enak lo,,,sejuk,,,trus cocok juga untuk bercocok tanam...tempat wisatana juga banyak,,,kayak dieng, telaga menjer, kebun teh tambi,,pkoknya masih bnyak.

MAKANAN KHAS

Makanan khas Wonosobo banyak banget lo,,,,diantaranya opak, buah carica, dan yang paling terkenal dalah mie ongklok sama tempe kemulnya,,,

Kata orang Wonosobo, "Jangan ke Wonosobo klo gak makan Mie Ongklok ."heheheh...Emmmm pasti pada bertanya2 kenapa namanya Mie Ongklok????? jawabanya simple aja,,,karena buatnya itu di ongklok-ongklok., Mau tahu cara membuatnya,,,,

Mie Ongklok Wonosobo.

750 gram udang, kupas, kulit, kepala, ekor disisihkan
1.5 lt air
2 batang seledri, cincang kasar
2 daun bawang, cincang kasar
2 sdm kecap manis
250 gr mie basah, seduh air panas, siram lagi dengan air dingin
150 gr kol, iris tipis, rebus 1/2 layu
2 sdm tepung kanji, larutkan dengan 4 sdm air
3 sdm minyak sayur untuk menumis

Bumbu Haluskan :
8 bawang merah
5 bawang putih
1 sdt jahe cincang
3 butir kemiri sangrai
2 sdm tongcai
3 sdm ebi
2 sdm garam
3 sdm gula pasir
1 sdt merica bubuk

Pelengkap :
Telor rebus
Daun bawang, seledri : iris tipis
Cabe rawit rajang halus
Jeruk nipis
Kecap manis sesuai selera

Cara Memasaknya:
Cincang udang, sisihkan

Panaskan minyak, tumis bumbu halus beserta kulit, kepala dan ekor udang, aduk sampai berubah warna. Tambahkan air, lalu masak dengan api kecil sampai air menjadi keruh.

Saring kuah lalu panaskan kembali diatas api

Masukkan udang cincang, kecap manis, masak sampai udang berubah warna. Tambahkan larutan tepung kanji, aduk sampai kuah kental.

Penyajian : atur mie basah, kol, telor rebus, siram kuah udang dan tambahkan bahan pelengkap lain nya..



Nah itu tadi cara membuatnya,,Trus makanan khas Wonosobo yang ke 2 yang pling terkenal adalah tempe kemul,,Penasaran kayak apa c tempe kemul iti,,,,


Ini dia yang dinamakan tempe kemul,,,hemmmm yummy,,,,Tempe kemul itu di buat seperti tempe-tempe biasa,,cuma bedanya temepe kemul ini di kasi kunyit,,,jadi warnaya kuning deh,,,Dan waktu menggoreng itu digoreng kering,,,wlah pas banget nih klo tempe kemul pasangannya sama mie ongklok,,,,
Makanya klo Ke Wonosobo cobain ya makanan khas Wonosobo ini,,,di jamin MAK NYUUSSSSS tenan,,,,


Carica adalah bahasa latin dari pepaya. Untuk membedakannya dengan jenis pepaya pada umumnya, bahasa latin itu lalu digunakan sebagai nama pepaya imut khas Dieng ini. Sering pula disebut Carica Candamercensis atau Mountain Papaya. Warga setempat dulu menyebutnya Gandul Dieng karena buahnya yang gemandhul atau tergantung seperti pepaya pada umumnya.
Asal buah Carica sampai hari ini belum pasti. Sejumlah pakar mengatakan buah Carica berasal dari Australia. Tetapi, ada yang menyebut Carica berasal dari Amerika Latin dan dikembangkan oleh seorang insiyur dari Belanda pada 1900-an. Sementara, warga setempat meyakininya sudah ada sejak nenek moyang. Dari mana pun asalnya, yang pasti buah Carica hanya bisa tumbuh di dataran tinggi dan berhawa dingin seperti Dieng. Di Malang, Jawa Timur buah ini pernah dicoba dikembangkan. Hasilnya tak sebagus di Dieng. Di lereng Gunung Merapi Jogjakarta, Carica gagal dibudi-dayakan.
Keunikan buah Carica, pertama-tama ada pada bentuknya yang imut. Tak lebih besar dari kepalan tangan orang dewasa. Buahnya tumbuh bergerombol di dahan dan batang pohon. Kulit buahnya menguning jika masak. Dagingnya juga berwarna kuning dengan biji-biji kecil yang tampak mengundang selera. Tetapi, rasa manis hanya ada pada biji-biji kecilnya. Biji-biji itu pula sumber rasa khas pada sirup Carica dan sumber pengembang-biakan pohonnya dengan cara disemai.
Batang pohon dan daunnya mirip pohon pepaya yang banyak terdapat di hampir semua daerah di Nusantara. Bedanya, pohon Carica bisa bercabang dan mampu bertahan selama tahunan. Pada usia setahun, menurut Miyanto, pohon Carica mulai berbuah. Tak ada cara khusus dalam pemetikannya. “Tetapi petani harus rajin memantau buahnya, karena tidak semua masak bersamaan”, terangnya.
Carica yang dipercaya sudah ada sejak nenek moyang penduduk Dieng, tak begitu populer karena buanya tak bisa langsung disantap. Di era tahun 1970-an, buah Carica yang berlimpah di lembah Dieng bahkan pernah begitu saja dibuang karena memang tidak laku dan tidak enak dimakan. Baru ketika diperkenalkan cara membuat sirup, nasib buah Carica sedikit tertolong. Tetapi warga sekitar masih banyak yang enggan membudi-dayakan besar-besaran. Kecuali hanya coba-coba, sambil menunggu Carica menjadi produk bernilai ekonomi yang stabil. (dapnaki.multiply)